Sampaikan Narasi ini dengan Ramah

“....walaupun dirimu tak besayap ku akan percaya kau mampu terbang bawa diriku tanpa takut terjatuh, walaupun kau bukan titisan dewa ku takkan kecewa karena kau jadikanku sang dewi dalam damai surgawi ”

Lantunan lirik lagu itu sekarang tak punya andil besar dalam hidupku, terutama untuk kehidupan cintaku yang sedang koma atau bahkan sudah mati. Aku sendiri tak mau mendeskripsikannya. Yang pasti saat ini aku masih menunggumu untuk kembali menyanyikan lagu itu untuk soundtrack kisah kita. Kembalilah menjadi nyawa kehidupanku yang mati suri sejak kau pergi. Ijinkan aku menjadikanmu nyawa untuk menghidupi kematianku. Dan percayalah lagu itu akan kau nyanyikan lagi. Untukku. Untuk kita.

Ada aku, kamu dan Tuhan yang sebenarnya tahu bahwa kita masih saling mencintai. Jangan berpikir hanya kamu yang menahan kedukaan dengan senyum getir itu, aku juga. Sebenarnya kamu juga tahu tentang tujuanku berlari melawan ranjau-ranjau menuju hatimu, tapi seakan kamu menutup itu tanpa kunci hingga aku tahu suatu saat aku akan bisa kembali masuk untuk menguncinya. Biarkan aku tertatih dulu dengan ranjau yang ada, hanya aku. Atau berlarilah bersamaku untuk melawan semua ranjau yang aku yakin suatu saat akan dapat kita luluhkan. Tuhan yang akan memutuskan kehidupan kita nanti, besok, Lusa dengan suka

Tetaplah bertahan. Aku akan tetap menjadi dewa tak bersayap yang mencoba mengajakmu terbang dengan aman, menjadikanmu dewi dalam damai surgawiku sampai aku letih melakukannya. Dan aku tidak akan letih untuk melakukan itu. Karena aku mencintaimu.

Spend all your time waiting
For that second chance,
For a break that would make it okay

There's always some reason
To feel not good enough
And it's hard, at the end of the day

And maybe I'll find some peace tonight
( angeL – s. Lachlan )

2 uneg - uneg:

Bang Rahendra mengatakan...

Hei!!
first, i was mad cause ur add my name without permission..but after that,i like your pos!!!!
super!!!!
be nice n keep writting!!! :D

R. R. Febrina Dyah mengatakan...

first, so sorry brother
second, it's easier to believe in sweet madness
third, hahahaaa

Posting Komentar