Benarkah seperti ini ?. . .

Oke...disini saya akan menuangkan pandangan saya mengenai berbagai hal.

Yang pertama saya akan berbicara masalah dunia maya, dengan catatan bukan dunia Gaib yang akan saya bahas disini melainkan ‘jejaring sosial’ yang basicnya bersifat nyata tapi pada kenyataannya hanya maya.

Dan yang perlu diketahui lagi, saya tidak membahas seluk-beluk dunia perFBan, perTwitteran, perKaskusan, pernikahan, perceraian, perselingkuhan ( hLoooh...ralat untuk 3 kata terakhir excLuded ) dan sebagainya. Tapi saya akan membicarakan masalah peLaku jejaring sosial tersebut. Manusia, yaa..Manusia. kalaupun ada mahLuk lain yang secara tidak langsung ikut nimbrung bukan lagi urusan saya, itu diluar pencapaian ilmu yang saya renungkan bersama ki Manteb 7 jam 7 menit yang lalu.

Baiklah kita mulai saja acara Ruqiah hari ini.

Pertama-tama saya mau tanya duLu, apakah anda termasuk ke dalam golongan-golongan pecandu jejaring sosiaL? Jawab saja ‘iya’ supaya cepat selesai saya meramalkan kehidupan anda. Seberapa sering hasrat anda untuk mengutak-utik dunia maya tersebut? Paling tidak sekedar melihat-lihat keadaan sekitar target operasi anda, atau sekedar mengamankan jalannya pertandingan? ‘Sering’ saya yakin. aLasannya karena saya tidak menanyakan seberapa sering anda merealisasikan hasrat anda tetapi hanya bertanya masalah hasrat yang ada dalam diri anda. Ibaratnya , apakah anda ingin menjadi orang kaya? Pasti. Disinilah persamaannya. Saya menanyakan keinginan anda,hanya keinginan dan bukan menanyakan misi yang telah anda capai untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Kembali ke benang merah, saya berpikir bahwa hasrat-hasrat tersebut mutlak adanya ketika kita mulai merasa bahwa inilah hidup saya yang baru. Inilah tempat saya bermain watak. inilah alih-alih saya dengan ketidakpuasan hidup di dunia nyata. Inilah dunia pelarian saya karena kegagalan saya hidup di dunia nyata yang syarat kemayaan. Apakah anda merasa lebih hidup di dunia maya? Lebih memiliki gairah untuk memanipulasi hidup? Lebih bisa mengeksplore kehidupan sesuai ‘pesanan’ ?. saya jawab ‘ tidak tepat sekali ’.

Jelas sekali bahwa hidup yang katanya nyata ini tak dapat mewujudkan kepuasan-kepuasan rohani manusia yang bernaung didalamnya. Jangan salahkan siapa-siapa untuk hal ini. Dan jangan salahkan kami para pecandu jejaring sosial karena disinilah kami menemukan salah satu alasan untuk tetap hidup. Yaitu pertemanan.

Karena pada proLog diatas saya terlanjur menuliskan kalimat ‘yang pertama’ dan melisankan dalam tulisan bahwa saya akan membahas ‘berbagai hal’ disini, maka mau tidak mau saya harus membagi pandangan-pandangan saya yang lain.

Tetapi maaf saudara-saudara pembaca, saya belum bisa melanjutkan intepretasi saya mengenai hal lain pada page ini. insyaAllah akan saya lanjutkan pada kelonggaran page selanjutnya. Doakan saja ide-ide saya mengalir deras dan lepas dari banjir kesesatan paradigma yang sering menampakkan tahtanya. Amin .

0 uneg - uneg:

Posting Komentar